Bagi kita yang termasuk tipe orang yang sulit berkerja secara multi-tasking, memiliki banyak problem yang harus diselesaikan menjadi tantangan tersendiri. Membagi fokus sering kali membuat pekerjaan terabaikan dan stres menjadi tak terkendali. Di sisi lain, kita dituntut profesional dan harus menyelesaikannya dengan baik. Jika tidak kuat untuk cepat-cepat beradaptasi, kita sendiri yang akan kesulitan.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk bisa keluar dari kepribadian yang sulit multi-tasking? Apakah sesulit itu mengerjakannya atau hanya otak kita saja yang membuat itu terasa berat? saya sendiri juga berjuang untuk menjawab pertanyaan itu pada diri saya sendiri dan mencoba untuk bisa mengatakan bahwa multi tasking is not my problem anymore. Berikut beberapa cara yang sedang saya mulai lakukan untuk keluar dari kebiasaan untuk memaklumi pekerjaan yang tidak selesai dengan baik.
Katakan “multi-tasking itu mudah”
jawabannya adalah kini sudah saatnya bagi kita untuk mengatakan terlebih dahulu kepada diri kita sendiri bahwa “multi-tasking itu mudah”. Kata-katanya simple, tapi ini mesti diniatkan terlebih dahulu di awal karena kata ini bisa membuat pekerjaan menjadi semakin mudah. Sering kali kata sulit muncul karena otak kita mengatakan itu sehingga kitapun memaklumi jika pekerjaan yang lain sedikit terabaikan.
Jangan memaklumi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita terabaikan
Ini yang sering terjadi ketika kita memiliki beberapa tanggung jawab yang harus diselesaikan. Kebiasaan memaklumi pekerjaan tidak selesai membuat kita malas untuk mengerjakannya. Tentu ini tidak bagus jika dilakukan terus menerus. Bahayanya, ini dapat mengurangi etos kerja kita dan setahap demi setahap membuat kita tidak profesional dan lama kelamaan membuat kita menjadi orang yang terbelakang.
Cobalah untuk melakukan list prioritas kerja
Ketika mulai mengemban banyak tanggung jawab, satu hal yang harus dikerjakan adalah membuat skala prioritas terhadap apa-apa saja yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Lebih baik lagi, setiap pagi hari sebelum berangkat kerja, lakukan check list apa saja yang sudah dikerjakan di hari sebelumnya dan apa yang harus dikerjakan hari itu. Sehingga nanti ketika di kantor, kita tahu apa yang harus dikerjakan.
Kendalikan Mood Kerja
Bagi orang yang moody, ini tentu kendala sekali. Mau list pekerjaan sudah dibuat ataupun tidak, ketika bad mood datang, ini akan sangat mengganggu untuk bisa menyelesaikan pekerjaan. Sifat ini harus bisa dikendalikan. Caranya, bisa dengan stop sejenak lalu untuk keluar kantor mencari suasana baru atau bahkan bahwa kerjaan ke tempat lain, bisa ke cafe ataupun lainnya. Usahakan suasana itu bisa membuat pikiran lebih fresh.
Kita harus mencintai pekerjaan tersebut
Sering kali kenapa kita sulit melakukannya karena kita tidak menyukai pekerjaan tersebut. Ini memang sulit jika terjadi. Lalu solusinya bagaimana? ada 2 solusinya, yaitu: mulailah untuk mencintai pekerjaan tersebut dan carilah hal-hal menarik dari situ kenapa harus mencintai pekerjaan tersebut. Atau jika tidak bisa juga, lebih baik berhenti dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion.
Be Profesional, kita itu dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
Mau kita karyawan ataupun pengusaha, jadilah profesional. Alasannya karena kita dibayar memang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika tidak selesai dengan baik, ya siap-siap mendapatkan akibatnya. Di dunia kerja seperti ini tidak bisa lagi berpikiran seperti anak-anak yang melakukannya semaunya. Disini memiliki aturan jelas dan kita harus dewasa dalam mengerjakannya. Ini yang harus kita pahami bahwa tanggung jawab yang harus diselesaikan adalah pekerjaan wajib kita. Jangan berusaha untuk mudah memaklumi ataupun menyerah sebelum mencoba.
Semakin banyak tanggung jawab yang kita dapatkan itu tandanya bahwa kita naik level dan dipercaya oleh orang. Ini tentu harus dijaga karena itu untuk membangunnya kembali akan lebih sulit dibanding sebelumnya.
This article, special to be created to my self in other to work smarter and more professional 😀 hahaha
Follow instagram saya @agaiqbal