10 Hal yang Wajib Diketahui Investor Sebelum Tanam Modal

10 Hal yang Wajib Diketahui Investor Sebelum Tanam Modal

Sebelum kita naruh duit ke sebuah bisnis, apalagi sebagai investor—baik itu angel, venture capital, atau bahkan teman yang sok ikut-ikutan modalin bisnis teman—kita harus tahu betul apa yang kita hadapi. Investasi bukan soal perasaan, tapi soal pengambilan keputusan yang rasional, logis, dan terukur. Karena itu, ada beberapa hal penting yang wajib kita pahami sebelum bilang, “oke, saya invest.”

Pertama-tama, kita harus paham model bisnisnya seperti apa. Duitnya masuk dari mana dan keluar ke mana. Apakah bisnis ini bergantung pada satu revenue stream atau punya beberapa jalur pendapatan? Apakah revenue-nya satu kali transaksi atau bisa berulang kayak langganan? Ini penting banget buat ngelihat seberapa tahan bisnis ini dalam jangka panjang.

Kedua, kita harus ukur pasarnya. Apakah market-nya besar dan tumbuh, atau cuma niche banget dan kemungkinan stuck? Validasi produk ke pasar udah terjadi atau belum? Udah ada yang beli atau belum? Udah ada growth secara user, GMV, atau minimal engagement aktif? Kalau belum, artinya bisnis ini masih di tahap terlalu dini atau bahkan sekadar ide.

Ketiga, lihat foundernya. Ini bisa dibilang salah satu faktor paling krusial. Apakah mereka punya pengalaman? Apakah mereka paham industri ini? Apakah mereka bisa dipercaya? Apakah mereka punya daya tahan dan konsistensi? Produk bisa pivot, tapi karakter founder susah diubah. Kita harus percaya dulu sama yang pegang kemudi sebelum percaya sama kapalnya.

Keempat, kita harus lihat unit economics-nya. Apakah tiap transaksi menghasilkan margin yang sehat? Apakah LTV (lifetime value customer) lebih tinggi dari CAC (customer acquisition cost)? Apakah skala bisnis bikin margin makin bagus atau justru makin boncos? Ini semua indikator apakah bisnis ini bisa jalan panjang atau cuma bagus di PowerPoint.

Kelima, kita harus lihat struktur kepemilikannya. Siapa aja yang udah punya saham? Apakah founder masih pegang kendali? Apakah cap table-nya udah terlalu gemuk? Kadang-kadang kita masuk ke bisnis yang udah terlalu banyak investor sebelumnya, sampai-sampai nggak ada ruang buat kita tumbuh bareng.

Keenam, dana yang dikumpulkan itu buat apa? Apakah buat hire tim yang memang penting, buat investasi ke mesin, atau buat nutupin utang operasional? Kalau dananya cuma buat bayar gaji founder yang belum jelas kontribusinya, mending kita tahan dulu.

Ketujuh, kita juga harus paham exit-nya gimana. Apakah nanti bakal ada pembeli yang akuisisi? Atau malah bisnisnya bisa bagi dividen dan kita dapat profit tahunan? atau bahkan ada peluang kita bisa exit lewat IPO? Jangan sampai kita invest tapi nggak tahu kapan dan gimana duit kita bisa balik.

Kedelapan, lihat aspek legal dan compliance-nya. Apakah bisnis ini udah punya izin yang sesuai? Apakah ada potensi pelanggaran hukum di masa depan? Apakah mereka tertib lapor pajak? Apalagi kalau main di sektor yang sensitif kayak fintech, healthtech, atau pendidikan.

Kesembilan, lihat kondisi keuangan sekarang. Berapa cash on hand mereka? Berapa burn rate bulanannya? Berapa lama mereka bisa bertahan dengan cash yang ada sekarang? Jangan sampai kita masuk pas mereka tinggal 2 bulan hidup, tapi ekspektasinya bisa growth 10x lipat.

Kesepuluh, perhatikan red flags. Misalnya founder yang nggak mau diaudit, laporan keuangan yang nggak jelas, sering gonta-ganti strategi, atau punya reputasi buruk di industri. Insting boleh dipakai, tapi tetap harus dibarengi dengan data dan logika.

Intinya, jadi investor itu bukan soal nunggu pitch yang paling heboh, tapi soal nanya pertanyaan yang paling tepat. Kita bukan cari bisnis yang sempurna, tapi cari bisnis yang kita ngerti, kita percaya, dan kita bisa bantu tumbuh. Dan semua itu dimulai dari due diligence yang rapi, objektif, dan penuh rasa ingin tahu.

Kalau semua poin ini bisa dijawab dengan jelas, dan kita punya conviction, barulah kita ambil langkah untuk invest. Tapi kalau masih banyak yang abu-abu, nggak apa-apa buat bilang “nanti dulu.” Lebih baik kehilangan peluang daripada kehilangan uang.

10 Hal yang Wajib Diketahui Investor Sebelum Tanam Modal

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.